Workshop Pengajar Latsar CPNS Upaya Melahirkan Smart ASN

Secara akademis CPNS yang baru saja direkrut melalui tes beberapa waktu lalu, merupakan orang-orang dengan kompetensi yang baik. Namun untuk memasuki dunia birokrasi perlu mendapatkan arahan dan bimbingan melalui latihan dasar, agar mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja di pemerintahan.

Untuk meningkatkan kualitas sumber daya Aparatur Sipil Negara (ASN) ini tidak semudah yang dibayangkan, diperlukan good will serta usaha terus menerus untuk meningkatkan pengetahuan dan kompetensi pegawai diantaranya melalui Workshop Pembekalan Calon Pengajar Pelatihan Dasar (Latsar) yang diselenggarakan oleh Pusdiklat Tenaga Administrasi.

Kegiatan berlangsung pada 21 s.d 24 Juli 2021 melalui metode distance learning dengan pertimbangan adanya kebijakan perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Workshop Latsar CPNS ini merupakan salah satu cara untuk menyiapkan tenaga pengajar pada latsar CPNS dengan pendekatan tidak hanya kepada peminatan satu mata pelatihan saja, tetapi didesain agar peserta dapat mengampu materi pada setiap agenda. Selain itu, untuk memberikan pembekalan dan menambah pengetahuan bagi tenaga-tenaga pengajar di lingkungan Kementerian Agama,” kata Kapus Buchori mengawali pembukaannya melalui zoom meeting pada hari Rabu (21/7/2021).

Menurutnya, karena rasio perbandingan antara jumlah pengajar dengan jumlah penyelenggaraan latsar untuk CPNSA tidak berbanding lurus, maka selain melalui jalur pelatihan penerapan kebijakan, juga diperlukan terobosan lain untuk pembekalan tenaga pengajar sehingga dapat mencetak calon pengajar secara masif dengan tidak mengesampingkan kualitas calon pengajar.

“Dengan berlakunya peraturan kepala LAN nomor 1 tahun 2021 tentang Pelatihan Dasar CPNS, maka semua lembaga diklat harus segera melakukan penyegaran agar kurikulum dapat dijalankan secara efektif oleh Widyaiswara dan fasilitator dalam penyelenggaraan diklat,’’ ungkap Kapus.

Kapus juga mengatakan bahwa tantangan melalui tahapan pembelajaran blended learning adalah bagaimana menciptakan inovasi dan strategi pembelajaran yang tepat sehingga setiap materi disampaikan oleh pengajar dapat terinternalisasi dalam diri setiap peserta didik yaitu CPNS.

“Oleh karena itu workshop ini jangan hanya sampai di tingkat fasilitator saja, tapi sampai ke tingkat penguji dan coach sehingga bisa membentuk ASN yang berkarakter serta mampu melaksanakan tugas dimana perannya sebagai pelayan masyarakat,’’ harap Buchori.

“Internalisasi dalam rangka membentuk Wawasan Kebangsaan, Kepribadian, dan Etika PNS, membangun Aparatur Negara yang handal dan tangguh, meningkatkan pengetahuan dasar tentang sistem penyelenggaraan Pemerintahan Negara, dan penguatan bidang Tugas dan Budaya Organisasi yang akan diikuti oleh 5179 CPNS di seluruh Balai Diklat Keagamaan tentunya bukan pekerjaan  yang mudah apalagi di tengah kondisi pandemi covid 19 ini,” tandasnya.

“Selamat mengikuti workshop semoga dapat menjadi sarana membentuk ASN yang mempunyai integritas dan komitmen yang tinggi serta mampu melahirkan smart ASN menuju Birokrasi Kelas Dunia atau World Class Bureaucracy,’’ tutup Kapus Buchori.

Sementara dalam laporannya Kabid Program dan Pengendalian Mutu Saipul Bahri melaporkan peserta kegiatan workshop berjumlah 60 orang yang berasal dari Pusdiklat Tenaga Administrasi, Sekretariat Badan Litbang dan Diklat, seluruh Balai Diklat Keagamaan, dan Pusdiklat BPS